Share this article
Kenapa Startup Bakar Uang? Kenali Istilah Burn Rate atau Bakar Uang
Banyak startup menghabiskan banyak uang pada awalnya untuk mencapai tujuan meraih pangsa pasar. Bentuk strategi untuk membakar uang.
bakar uang startup, bakar duit startup, kenapa startup bakar uang, startup unicorn, startup funding

Mengungkap Rahasia Strategi "Bakar Uang" Startup: Apa yang Perlu Anda Ketahui Sebagai Investor

Dalam dunia yang semakin akrab dengan istilah startup, dimana beberapa di antaranya bahkan mencapai prestasi unicorn dan decacorn, kita sering kali bertanya-tanya mengapa startup-startup yang terlihat mewah ini tampaknya terus memompa banyak uang ke dalam promosi, seperti sedang 'membakar uang.' Strategi ini kadang-kadang terasa berlebihan, dan ini pasti membuat para investor bertanya, "Apakah semua ini sepadan? Apakah startup ini benar-benar menguntungkan?"

Dalam pembahasan ini, kita akan menjelajahi lebih dalam dunia startup yang penuh dengan dinamika, mencari pemahaman mengapa strategi 'bakar uang' digunakan, dan bagaimana hal ini bisa mempengaruhi kinerja dan potensi hasil investasi kita sebagai para investor. Dengan informasi ini, kita dapat memiliki pemahaman yang lebih manusiawi dan komprehensif terkait investasi kita dalam startup-startup yang bersemangat ini.

Burn Rate Startup: Pahami Mengapa Startup "Membakar Uang"

Mengapa sebagian besar startup tampaknya begitu dermawan dalam menghabiskan uang? Ini adalah pertanyaan yang seringkali menggelitik. Pendiri startup, pada umumnya, memulai perjalanan mereka hanya dengan sebuah gagasan atau model bisnis. Untuk menguji apakah ide dan model bisnis mereka benar-benar bisa diterima oleh pasar (yang sering disebut dengan product-market fit), para pendiri ini perlu melakukan upaya besar dalam menarik perhatian konsumen.

Promosi besar-besaran adalah salah satu cara utama untuk mencapai tujuan ini, namun, tentu saja, berpromosi dalam skala besar memerlukan investasi finansial yang signifikan. Pertanyaannya adalah, dari mana uang ini berasal? Mungkin ada sebagian dari pendanaan awal yang diinvestasikan oleh para pendiri sendiri, dalam istilahnya "bootstrap," tetapi pada tahap tertentu, mereka akan perlu mencari investor untuk mendapatkan dana tambahan.

Rangkaian pendanaan dari berbagai investor, dengan jumlah yang bertambah dari waktu ke waktu hingga mencapai ratusan juta dolar, memungkinkan startup untuk mengembangkan model bisnis mereka, berlanjut dengan kampanye promosi yang masif, dan akhirnya meraih prestasi sebagai "startup unicorn." Mari kita selami lebih dalam fenomena yang mendasari ini.

GMV dalam Dunia Startup: Memahami Gross Merchandise Value

Salah satu istilah yang kerap terdengar dalam dunia startup adalah GMV atau Gross Merchandise Value, yang sering digunakan oleh pelaku bisnis online dan perusahaan startup untuk mengukur kesehatan finansial usaha mereka.

Menurut Investopedia, GMV adalah nilai total barang atau produk yang berhasil terjual selama periode tertentu melalui platform C2C (Customer to Customer), seperti aplikasi dan situs web.

Melalui konsep GMV, platform C2C seperti e-commerce dapat mengukur pendapatan mereka setelah mempertimbangkan jumlah transaksi dan biaya administrasi yang terkait. Secara khusus, GMV adalah metrik yang sangat penting dalam dunia perusahaan startup yang berfokus pada e-commerce.

Perlu dicatat bahwa setiap kali pengguna aplikasi atau situs web perusahaan e-commerce melakukan transaksi jual-beli, nilai GMV akan bertambah. Ini menjadi indikator vital yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan dan kinerja bisnis dalam ekosistem startup yang kompetitif. Mari kita eksplorasi lebih lanjut konsep ini untuk memahami perannya dalam dunia bisnis online.

Tujuan Startup Bakar Uang

Dalam perjalanan dunia startup yang seringkali membingungkan, muncul satu strategi yang pada awalnya mungkin terlihat kontradiktif: "membakar uang." Ini adalah langkah yang seringkali diambil oleh banyak startup, dan ada beberapa tujuan yang mendasarinya.

1. Meningkatkan Kesadaran Merek

Salah satu tujuan utama di balik strategi "membakar uang" adalah untuk meningkatkan kesadaran terhadap merek atau brand awareness. Melalui berbagai promosi besar-besaran, seperti potongan harga menggiurkan, penawaran pengiriman gratis, atau bahkan hadiah-hadiah menarik, startup berupaya agar produk atau layanan mereka dikenal lebih luas oleh calon konsumen. Tingkat kesadaran ini dapat dibangun melalui logo yang ikonik, pesan tagline yang mengena, atau desain kemasan yang menarik.

2. Menguasai Pangsa Pasar (Market Share)

Startup juga menggunakan strategi "membakar uang" untuk merebut dan menguasai pangsa pasar (market share). Terutama bagi startup baru yang harus bersaing dengan produk yang sudah ada atau bersaing dengan produk sejenis yang sudah mapan, upaya ekstra dibutuhkan agar mereka dapat dikenal oleh target pasar. Ini melibatkan berbagai promosi untuk merayu konsumen mencoba produk startup dan beralih dari pesaing lain, sehingga startup dapat mendominasi pasar.

3. Meraih Loyalitas Pelanggan

Penelitian telah menunjukkan bahwa aspek-aspek seperti kemasan produk, harga, dan kesadaran terhadap merek berpengaruh signifikan pada loyalitas pelanggan atau brand loyalty. Dengan melakukan strategi "membakar uang," startup berupaya untuk menciptakan loyalitas pelanggan yang kuat. Pelanggan yang loyal adalah tujuan utama dari promosi besar-besaran ini. Dengan menjaga loyalitas pelanggan, startup dapat menghasilkan keuntungan yang lebih stabil tanpa perlu terus-menerus melakukan promosi besar.

Namun, perlu diingat bahwa meskipun strategi ini memiliki manfaat, penggunaannya yang berlebihan atau tanpa perencanaan yang baik dapat berdampak negatif pada startup, termasuk risiko kehilangan status mereka. Mari kita telaah lebih dalam dampak dari strategi ini dalam ekosistem startup yang selalu berubah.

Bahaya Strategi Bakar Uang Startup

Banyak yang menganggap bahwa strategi "bakar uang" (burn rate) yang sering digunakan oleh perusahaan startup, terutama yang berhasil mencapai status unicorn dengan valuasi miliaran dolar, sebenarnya bisa menjadi bumerang yang berbahaya bagi perusahaan itu sendiri. Mari kita telaah beberapa faktor yang menjadi dasar anggapan ini:

  1. Dumping

Anda mungkin familiar dengan praktik startup yang memberikan potongan harga hingga 100% pada awal peluncurannya. Promosi semacam ini sering kali disertai dengan berbagai bonus, termasuk produk gratis dan pengiriman gratis. Serangan promosi yang terus-menerus ini menarik perhatian konsumen dan menjadi pembicaraan banyak orang. Ini adalah apa yang dikenal sebagai teknik dumping.

Singkatnya, dumping adalah praktik memberikan harga yang jauh di bawah harga pasar untuk menguasai pangsa pasar. Bahkan, seringkali harga yang ditawarkan oleh perusahaan melebihi nilai margin, yang berarti perusahaan menjual dengan kerugian.

  1. Kompetitor Ikut Dumping

Jika para konsumen mulai tertarik dan beralih ke produk dari satu perusahaan, kompetitor yang memiliki produk serupa akan merasa tertantang. Salah satu opsi yang paling kuat bagi mereka adalah menawarkan promosi serupa, termasuk potongan harga dan bonus lainnya. Akibatnya, 'politik dumping' terus berlanjut.

  1. Endless Dumping dan Tanpa Profit

Ketika perusahaan startup melakukan dumping, terutama jika diikuti oleh kompetitor, ini dapat mengarah pada "endless dumping." Praktik ini berarti perusahaan terus menjual dengan harga di bawah margin tanpa mencapai profit.

  1. Rentetan Dumping Menyertai Endless Dumping

Agar dumping dapat berlanjut, perusahaan startup memerlukan pendanaan. Ini mengarah pada serangkaian putaran pendanaan yang terus berlanjut. Namun, setiap putaran pendanaan tersebut biasanya menghasilkan pengurangan kepemilikan saham pendiri (founder) startup. Hal ini berarti semakin banyak investor dan manajemen baru yang masuk.

Perubahan di dalam manajemen, dari tingkat rendah hingga tingkat tinggi, dapat mengganggu operasional yang cenderung kurang matang. Ini terjadi karena kestabilan dan arahan yang sering berubah.

  1. Valuasi yang Tidak Akurat

Banyak startup mengumumkan valuasi miliaran dolar, yang sebenarnya berasal dari target pendanaan yang diajukan kepada investor. Ini bisa menjadi masalah ketika startup mengukur kesuksesan mereka berdasarkan metrik GMV (Gross Merchandise Value). GMV adalah total nilai barang yang terjual melalui situs atau aplikasi dalam periode tertentu.

Namun, nilai GMV ini sebenarnya tidak memiliki makna jika tidak diikuti oleh aliran kas yang menguntungkan bagi pemegang saham. Banyak startup belum mencapai penerimaan dividen meskipun telah menerima pendanaan dari pemegang saham.

  1. Pelayanan Pelanggan yang Meragukan

Kepuasan pelanggan adalah elemen kunci yang harus diperhatikan oleh setiap startup. Setiap pelanggan sangat berharga, dan oleh karena itu, pelayanan pelanggan yang baik adalah hal yang sangat penting untuk menjaga tingkat retensi pelanggan yang baik.

Namun, sering kali pengalaman pelanggan pada layanan startup terganggu oleh aplikasi yang belum matang dan penuh dengan masalah teknis. Selain itu, masalah seperti hilangnya uang pelanggan dan distribusi komisi yang tidak adil kepada mitra juga dapat merusak pengalaman pelanggan.

  1. Waham Karena Merasa Besar

Merasa besar, kuat, dan tak terkalahkan karena memiliki status sebagai startup unicorn juga dapat menjadi ancaman. Kesombongan berlebihan dapat menyebabkan ketidakpekaan terhadap masalah internal dan eksternal yang sebenarnya sangat krusial.

Penutup

Tujuan utama dari strategi "bakar uang" yang sering digunakan oleh startup adalah untuk mencapai loyalitas pelanggan. Ketika pelanggan telah menjadi setia, aktivitas "bakar uang" dapat berkurang dan bahkan dihentikan.

Anda mungkin bertanya-tanya mengapa ada perbedaan dalam pendekatan promosi untuk pelanggan baru dan pelanggan yang sudah lama. Ini karena startup biasanya memiliki batasan minimum yang harus dicapai sebelum mereka dapat mengurangi aktivitas "bakar uang."

Ketika pelanggan telah loyal, jenis layanan atau produk apa pun yang ditawarkan oleh startup masih akan membuat pelanggan tetap setia dan memberikan keuntungan yang stabil. Inilah tujuan akhir yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan startup yang memulai akuisisi konsumen melalui strategi "bakar uang."

Mengelola sebuah perusahaan startup sebagai pendiri adalah tantangan yang penuh dengan berbagai faktor yang kompleks. Namun, jika Anda lebih tertarik untuk menjadi seorang investor dalam bisnis yang menjanjikan dan mendapatkan keuntungan dari kinerja bisnis, ada opsi yang dapat Anda pertimbangkan. Salah satu opsi tersebut adalah crowdfunding, yang merupakan bentuk pendanaan bisnis dari sejumlah besar individu secara digital. Hal ini mempermudah investor untuk berinvestasi dalam bisnis tanpa harus menjadi pendiri atau pemilik bisnis itu sendiri.

Karena itu, sistem crowdfunding dapat menjadi pilihan yang menarik untuk investasi jangka panjang dalam portofolio Anda.

UNLOCKING YOUR NEXT LEVEL INVESTMENT WITH ICX

Funding Lending untuk investasi

<!--EndFragment-->\[](https://landx.id/?utm_source=Blog&utm_medium=organic+keyword&utm_campaign=blog&utm_id=Blog)
Share this article
Read Another Blog
Staying Afloat: Indonesia’s Middle Class Faces Financial Pressures
Kelas menengah Indonesia, tulang punggung pertumbuhan ekonomi, kini menghadapi tekanan finansial yang semakin berat. Meningkatnya biaya hidup, stagnasi upah, dan ketidakstabilan pekerjaan telah mendorong banyak rumah tangga ke dalam ekonomi yang rentan. Artikel ini mengulas tantangan yang dihadapi kelas menengah Indonesia dan langkah apa yang dapat dilakukan agar tidak turun kelas.
Read More
Kewajiban Memperbarui Nomor Rekening dan Pemadanan NIK
ICX merupakan platform Securities Crowdfunding yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). ICX bertindak sebagai Penyelenggara Layanan Urun Dana dengan fokus membuka akses bagi investor untuk berpartisipasi dalam investasi pada perusahaan privat, serta memberikan peluang bagi pelaku usaha untuk mengembangkan bisnis mereka. Investor selaku Pemodal Dapat turut memiliki saham pada perusahaan-perusahaan holding yang listing di platform Indonesia Crowdfunding Indonesia.
Read More
Kendala Teknis
ICX merupakan platform Securities Crowdfunding yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). ICX bertindak sebagai Penyelenggara Layanan Urun Dana dengan fokus membuka akses bagi investor untuk berpartisipasi dalam investasi pada perusahaan privat, serta memberikan peluang bagi pelaku usaha untuk mengembangkan bisnis mereka. Investor selaku Pemodal Dapat turut memiliki saham pada perusahaan-perusahaan holding yang listing di platform Indonesia Crowdfunding Indonesia.
Read More
Pasar Sekunder ICX
ICX merupakan platform Securities Crowdfunding yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). ICX bertindak sebagai Penyelenggara Layanan Urun Dana dengan fokus membuka akses bagi investor untuk berpartisipasi dalam investasi pada perusahaan privat, serta memberikan peluang bagi pelaku usaha untuk mengembangkan bisnis mereka. Investor selaku Pemodal Dapat turut memiliki saham pada perusahaan-perusahaan holding yang listing di platform Indonesia Crowdfunding Indonesia.
Read More
;
Berizin dan Diawasi Oleh
Telah Terdaftar Oleh
Didukung Oleh
Anggota Dari
PT ICX bangun Indonesia
BEI Tower 1 Lt. 17, Unit 1709 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Senayan, Kby. Baru Jakarta Selatan 12190
Telephone
+62 21 51401627
WhatsApp
+6281381862878
Social Media
Get The App
Berizin dan Diawasi Oleh
Telah Terdaftar Oleh
Didukung Oleh
Anggota Dari
Disclaimer
PT ICX BANGUN INDONESIA (selanjutnya disebut “ICX”) adalah Perusahaan yang didirikan berdasarkan Hukum Indonesia yang bertindak sebagai Penyelenggara Layanan Urun Dana Melalui Penawaran Efek Berbasis Teknologi Informasi yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor Kep-068/D.04/2020 tentang Pemberian Izin Usaha Penyelenggara Layanan Urun Dana Melalui Penawaran Efek Berbasis Teknologi Informasi PT Numex Teknologi Indonesia. Kegiatan Investasi melalui Layanan Urun Dana memiliki tingkat risiko tinggi, Pemodal diwajibkan telah membaca Syarat dan Ketentuan serta seluruh dokumen yang dipaparkan oleh ICX melalui website dan/atau aplikasi ICX. ICX tidak pernah memaksa Pemodal untuk melakukan pembelian Efek yang sedang ditawarkan. Segala transaksi yang dilakukan oleh Pemodal dilakukan oleh Pemodal dengan kesadaran penuh dan tanpa paksaan dari Pihak manapun. ICX berperan sebagai Penyelenggara Layanan Urun Dana dalam melakukan kegiatan Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi Informasi yang mempertemukan antara Penerbit dengan Pemodal. OJK bertindak sebagai regulator dan pemberi izin serta pengawas, tidak sebagai penjamin investasi. Segala risiko menjadi tanggung jawab penuh dari Pemodal. Pemodal telah menyadari secara penuh bahwa terdapat sejumlah risiko dalam melakukan investasi pada layanan urun dana. Oleh karena itu, ICX TIDAK BERTANGGUNG JAWAB terhadap kerugian dan gugatan hukum serta segala bentuk risiko lain yang timbul di kemudian hari. Sejumlah risiko tersebut diantaranya:
Risiko Usaha
Risiko usaha merupakan hal yang tidak dapat dihindari dalam menjalankan kegiatan usaha. Sejumlah risiko usaha yang mungkin saja terjadi adalah penutupan kegiatan usaha secara sementara sebagai dampak dari adanya bencana alam dan/atau keadaan kahar lainnya.
Risiko Kerugian Investasi
Setiap investasi memiliki tingkat risiko yang beragam, salah satunya adalah tidak terkumpulnya dana investasi sesuai proyeksi yang telah ditetapkan dan/atau proyek yang dijalankan tidak menghasilkan keuntungan sesuai dengan yang ditargetkan.
Risiko Kekurangan Likuiditas
Pemodal yang melakukan investasi memungkinkan dalam bentuk tidak likuid karena efek bersifat ekuitas yang ditawarkan tidak terdaftar di bursa efek atau belum dilaksanakan pasar sekunder. Hal ini berarti Pemodal mungkin tidak dapat dengan mudah menjual saham miliknya kepada pihak lain.
Risiko Kelangkaan Pembagian Dividen dan/atau Dilusi Kepemilikan
Saham, Jika Efek Yang Diterbitkan Merupakan Saham Setiap Pemodal yang melakukan investasi pada efek bersifat ekuitas berupa saham, memiliki hak untuk mendapat dividen sesuai dengan jumlah kepemilikan yang dimiliki yang dibagikan oleh Penerbit melalui Penyelenggara secara periodik. Namun, kelangkaan dalam pembagian dividen dimungkinkan terjadi karena kinerja bisnis suatu proyek yang diinvestasikan tidak berjalan sebagaimana mestinya serta berpotensi terdilusi kepemilikan saham karena bertambahnya total saham yang beredar atau ditawarkan.
Risiko Gagal Bayar
Penawaran Efek bersifat utang atau sukuk memiliki risiko dimana Penerbit akan gagal bayar (default). Apabila Penerbit mengalami gagal bayar maka Wali Amanat berdasarkan Surat Kuasa akan mengundang dan mengadakan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO), dalam RUPO tersebut akan dibahas mengenai gagal bayar yang terjadi serta skema perpanjangan jatuh tempo kupon ataupun eksekusi jaminan fidusia dan jaminan Penerbit lainnya (apabila ada).
Risiko Kegagalan Sistem Elektronik
Sistem pada ICX sudah menerapkan sistem elektronik dan keamanan data yang handal. Namun gangguan sistem teknologi informasi dan kegagalan sistem mungkin saja tetap terjadi. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, ICX telah memiliki sejumlah kebijakan keamanan informasi diantaranya:
  • Mengimplementasikan dan menerapkan ISO 27001;
  • Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan terkait keamanan data pribadi dan informasi yang berlaku di Republik Indonesia;
  • Melakukan perbaikan secara berkala terhadap kinerja Sistem Manajemen Keamanan Informasi.
Sesuai dengan pasal 27 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 57/POJK.04/2020 tentang Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi Informasi (“POJK 57/2020”), kami menyatakan bahwa:
  • OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERSETUJUAN TERHADAP PENERBIT DAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM;
  • “INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PENYELENGGARA;
  • “PENERBIT DAN PENYELENGGARA, BAIK SENDIRI-SENDIRI MAUPUN BERSAMA-SAMA, BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI YANG TERCANTUM DALAM LAYANAN URUN DANA INI.
Disclaimer
PT ICX BANGUN INDONESIA(“ICX” atau “Penyelenggara”) hadir dalam rangka mendukung program pemerintah di bidang perumahan dengan mengembangkan bisnis layanan urun dana bersama, dengan mempertemukan Pemodal dan pihak pengembang properti (“Penerbit”) (selanjutnya Pemodal dan Penerbit disebut bersama-sama sebagai “Pengguna”). Pada layanan urun dana ini, timbulnya hubungan perdata terjadi apabila Pemodal sepakat untuk membeli saham yang ditawarkan oleh Penerbit, sehingga segala risiko yang timbul dari hubungan tersebut akan menjadi tanggung jawab masing-masing pihak. Risiko yang timbul dari hak sebagai Pemodal untuk menerima dividen dari Penerbit merupakan risiko yang wajib ditanggung oleh Pemodal sesuai kebijakan dividen Penerbit. ICX hanya bertindak sebagai layanan urun dana yang mempertemukan antara Pemodal dengan Penerbit, dan tidak bertindak sebagai pelaku usaha yang menjalankan usaha untuk mengumpulkan dana terkait atau pengelola investasi (Penerbit). Sesuai dengan Pasal 23 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 37 Tahun 2018 tentang Layanan Urun Dana melalui Penawaran Saham Berbasis Teknologi Informasi atau Equity Crowdfunding (“POJK 37/2018”), kami menyatakan bahwa:
a. OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.
b. INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PENYELENGGARA.
c. PENERBIT SAHAM DAN PENYELENGGARA, BAIK SENDIRI-SENDIRI MAUPUN BERSAMA-SAMA, BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI YANG TERCANTUM DALAM LAYANAN URUN DANA INI.
© 2023 PT ICX bangun Indonesia. All Rights Reserved.