Dalam investasi dan pendanaan, lending dan funding adalah 2 istilah penting yang harus diperhatikan oleh investor.
Dalam dunia keuangan, lending adalah pada praktik memberikan pinjaman kepada individu, perusahaan, atau entitas lain. Sebagai pemberi pinjaman, investor menawarkan sejumlah dana dengan harapan akan menerima kembali pinjaman beserta bunga yang ditetapkan dalam jangka waktu tertentu. Lending umumnya melibatkan adanya kontrak atau perjanjian yang mengatur persyaratan, jaminan, dan mekanisme pengembalian pinjaman.
Di sisi lain, funding adalah istilah yang mengacu pada investasi dalam pembiayaan proyek atau bisnis tertentu yang dilakukan oleh investor. Dalam konteks ini, investor menyediakan dana yang akan digunakan untuk mendukung proyek atau usaha tersebut.
Bentuk pembiayaan ini dapat berupa modal awal untuk memulai bisnis baru, pendanaan untuk ekspansi, atau mendukung pengembangan proyek yang memerlukan sumber dana tambahan. Sebagai return, investor umumnya memiliki hak atas bagian dari keuntungan yang dihasilkan bisnis tersebut sesuai dengan porsi kepemilikan mereka.
Perbedaan mendasar antara sistem investasi lending dan funding terletak pada peran dan posisi investor sebagai pihak yang memberikan dana.
Dalam Lending, investor bertindak sebagai pemberi pinjaman yang memperoleh imbal hasil berupa bunga dari pinjaman yang diberikan. Sedangkan dalam Funding, investor berperan sebagai pemodal yang berinvestasi dalam proyek atau usaha dan memperoleh pengembalian dana berdasarkan hasil keberhasilan proyek atau keuntungan yang dihasilkan. Oleh sebab itu, kedua sistem ini memiliki risiko investasi yang berbeda dan perlu dipahami dengan baik oleh investor.
Dalam sistem lending maupun funding, terdapat risiko yang harus dipertimbangkan oleh investor. Pada Lending, risiko utama adalah risiko kredit, di mana penerima pinjaman memiliki potensi tidak mampu atau tidak mau mengembalikan pinjaman sesuai dengan perjanjian yang perlu diwaspadai investor. Sementara itu, dalam funding risiko terkait dengan keberhasilan proyek atau usaha yang diinvestasikan menjadi risiko utama yang harus diperhatikan oleh investor. Kinerja proyek atau usaha tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti perubahan pasar, regulasi, atau faktor internal yang dianalisis oleh investor.
Dengan memahami pengertian dan karakteristik lending dan funding, investor dapat membuat keputusan yang lebih optimal dalam memilih sistem investasi yang sesuai dengan tujuan, profil risiko, dan tujuan investasi mereka. Selain itu, mempertimbangkan faktor-faktor seperti potensi pengembalian, likuiditas, dan tingkat keterlibatan juga penting agar investor dapat mengelola portofolio investasi mereka dengan lebih optimal.
Investasi dengan skema lending merupakan salah satu cara menarik untuk mendapatkan return investasi dengan cara meminjamkan dana. Namun, untuk memaksimalkan potensi keuntungan dan mengatasi risiko, terdapat beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan. Oleh sebab itu, investor perlu memahami dengan baik peluang dan risiko dari instrumen yang dipilih.
Salah satu bentuk investasi lending yang paling umum adalah obligasi. Obligasi merupakan jenis investasi lending atau hutang di mana Anda meminjamkan uang kepada suatu entitas seperti perusahaan atau pemerintah yang akan membayar Anda kembali dengan bunga tetap selama jangka waktu tertentu. Meskipun obligasi biasanya menawarkan imbal hasil yang lebih rendah, obligasi dianggap sebagai investasi yang relatif aman. Akan tetapi, obligasi terdiri dari beberapa jenis berbeda yang memiliki tingkat return dan risiko yang berbeda-beda sehingga dapat disesuaikan dengan profil risiko investor.
Investasi P2P lending juga menjadi pilihan instrumen lending atau hutang yang cukup populer dalam beberapa waktu belakangan. Sistem ini menghubungkan individu yang membutuhkan dana pinjaman dengan investor melalui platform P2P. Instrumen P2P ini akan memberikan investor keuntungan berupa bunga (interest).
Namun, perlu diingat bahwa return yang tinggi juga diikuti risiko yang tinggi pula. Oleh karena itu, penting untuk melakukan mitigasi risiko seperti diversifikasi investasi dengan membagi dana Anda pada beberapa pinjaman yang berbeda untuk mengurangi risiko gagal bayar yang dapat berdampak negatif pada portofolio investasi anda. Selain itu, saat berinvestasi ke instrumen ini Anda perlu memilih platform P2P yang kredibel dan memiliki sistem penilaian kredit yang baik untuk memperkecil risiko investasi anda. Platform yang baik akan membantu Anda mengatasi risiko gagal bayar dan melindungi dana yang Anda investasikan.
Apabila anda ingin diversifikasi portofolio ke dalam instrumen lending, anda dapat mempertimbangkan investasi ke sektor-sektor yang sedang berkembang dan potensial di masa mendatang.
Funding adalah salah satu skema investasi yang dirancang untuk mengumpulkan dana dari masyarakat demi mencapai tujuan bersama. Sistem funding digunakan dalam beberapa jenis instrumen investasi dengan berbagai tingkat risiko.
Salah satu bentuk investasi yang umum adalah deposito, reksadana, dan equity crowdfunding yang bisa jadi pilihan untuk diversifikasi portofolio anda. Dalam perencanaan portofolio investasi, Anda perlu memahami secara mendalam tentang berbagai bentuk funding dalam investasi.
Salah satu opsi yang dapat dipertimbangkan adalah deposito. Dalam deposito, Anda mengunci dana Anda untuk mencapai tujuan jangka panjang. Dalam sistem ini, Anda tidak dapat menariknya sewaktu-waktu sebelum jatuh tempo, yang biasanya berkisar antara 3 hingga 12 bulan tergantung pilihan investor. Namun, dengan komitmen ini, Anda dapat menikmati tingkat bunga yang lebih menguntungkan jika memilih periode yang lebih panjang.
Bagi mereka yang ingin berinvestasi dalam instrumen pasar modal, reksadana menjadi pilihan yang cocok untuk anda yang kesulitan dan tidak punya waktu mengatur investasi. Dalam reksadana, Anda dapat memanfaatkan penghimpunan dan pengelolaan dana yang dilakukan oleh para manajer investasi, sehingga Anda tidak perlu repot memantau pergerakan pasar secara terus-menerus. Return yang diperoleh dapat bervariasi tergantung dengan jenis reksadana yang anda pilih.
Terakhir, equity crowdfunding memberikan peluang untuk berinvestasi dalam bisnis yang menarik dan potensial. Dalam crowdfunding, dana dikumpulkan melalui platform crowdfunding dan Anda akan mendapatkan kepemilikan saham atau ekuitas dalam bisnis tersebut.
Keuntungan diperoleh dalam bentuk dividen dari keuntungan perusahaan yang didanai sehingga jumlahnya akan menyesuaikan performa dari bisnis yang didanai. Investasi lewat skema crowdfunding merupakan salah satu instrumen jangka panjang, sehingga bisa jadi pilihan mendiversifikasi portofolio jangka panjang Anda.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang berbagai bentuk skema funding atau pendanaan dalam investasi, Anda dapat memilih instrumen yang tepat menyesuaikan strategi investasi anda. Akan tetapi, dalam memilih instrumen anda perlu memastikan bahwa anda memilih investasi yang kredibel baik dari skema maupun platform yang menyelenggarakan penghimpunan dana.
Skema lending melibatkan pemberian pinjaman kepada startup oleh lembaga keuangan atau investor individu. Startup yang memilih skema ini biasanya harus mengajukan proposal bisnis yang meyakinkan untuk meyakinkan pemberi pinjaman tentang potensi keberhasilan dan kemampuan mereka dalam membayar kembali pinjaman beserta bunganya saat jatuh tempo.
Beberapa bentuk skema lending yang umum digunakan di Indonesia termasuk pinjaman modal usaha dari bank komersial, pinjaman berbasis teknologi finansial (fintech lending), dan skema pinjaman yang didukung oleh pemerintah, seperti kredit usaha.
Keuntungan dari skema lending adalah bahwa startup dapat memperoleh dana tanpa harus membagi kepemilikan atau kontrol atas bisnis mereka. Namun, mereka harus memperhatikan kemampuan mereka dalam membayar kembali pinjaman sesuai dengan ketentuan yang disepakati.
Skema funding melibatkan pengumpulan dana dari investor yang tertarik untuk memiliki sebagian kepemilikan saham dalam startup yang didanai. Ada beberapa bentuk skema funding yang populer di Indonesia, termasuk Venture Capital (VC), angel investors, dan crowdfunding.
Bagi investor, berinvestasi kepada startup dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti yang sudah kita bahas sebelumnya. Investasi pada tahap awal (early stage) menawarkan peluang menarik dan berpotensi tinggi, namun diiringi dengan risiko yang cukup tinggi karena model bisnis yang biasanya belum teruji. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah: riset yang mendalam, tim manajemen yang kompeten, potensi pertumbuhan yang menjanjikan, diversifikasi risiko, serta koneksi dan pendampingan yang bisa Anda berikan.
Meski memiliki risiko tinggi, investasi pada startup early stage dapat memberikan hasil yang menguntungkan. Namun, pastikan Anda membuat keputusan berdasarkan informasi yang akurat dan berkonsultasi dengan profesional keuangan. Dengan cara ini, Anda dapat memanfaatkan potensi pertumbuhan yang menarik di industri yang sedang berkembang.
Investasi dalam startup yang akan melakukan Initial Public Offering (IPO) dapat memberikan peluang yang menarik bagi investor. IPO adalah proses di mana sebuah perusahaan privat menjadi perusahaan publik dengan menjual saham kepada publik untuk diperdagangkan di bursa saham.
Untuk berinvestasi dalam startup yang akan IPO, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh investor sebelum berinvestasi. Pertama, sebagai investor perlu memperhatikan secara menyeluruh bagaimana fundamental dari startup yang akan anda danai dengan tinjauan terkait industri dan peluang pertumbuhannya di masa mendatang. Selain itu, Anda juga perlu memperhatikan bagaimana rencana perusahaan tersebut setelah mendapatkan pendanaan dengan menganalisis prospektus dari startup yang akan IPO.